rincih sora

komrad,ketika bulan
mencari tempat tidur

kita mampu bermimpi indah

sebuah impian  abadi

dalam daerah ringkai darah

suara  tulus

geba nafas kudus

larung kita pasti indah nanti

secebis roh  jati mula kembali

malam tak berwajah ,tersenyum

kulawangsa ukhuwah kudrati

bintang kita cuma satu

walau beribu kerdipan

ingatlah rakan

perjuangan khalis

umbara renungan kiblat.

     puisiwatan

     MPR 2010

MINGGU PENULIS REMAJA 2010

 

                                         
                                         MELARIK PENA SEHINGGA TITIK TERAKHIR

MOGA TERUS MARA DALAM PERJUANGAN INDAH 

                              MEMERTABATKAN BAHASA MEMPERKASAKAN BANGSA

 sumber ~ minggupenulisremaja.blogspot.com

16 angin langit

Kiam perdu rahim

menggadai mimpi

angkara kesumat

terbit fajar daerah

gurindam neraka- neraka kecil

syair merdu,halwa

peratap kematian

menyelinap silam

tersirap darah-darah nyilu

kian menjadi sungai tak bermuara

dingin kencang pendekar

mengatur langkah warisan

sesudah mentara seni

bertutur gagah tanpa pertiwi gundah

menerobos segenap semangat jendela

penutup jalinan kesaktian perwira tua

mencari sisa nafiri amarah

dendam lalu

sebuah cacatan tebal penghulu

menulis tekun dalam neon purnama gering

jelas tiada iringan gemerlap bintang

menyihir kewarasan

kedangkalan insan bergelar kamil

menuntut murahan kemanusian

dalam kronologi bayangan tenat

-puisiwatan-

Nafas Bercerita Tentang Senjanya

lentera jauh berkelana

kembara sedalam sengsara

hujan rimbun menujah luka

membasuh petang bumi bernoda

nafas

mula berceloteh

tentang keindahan pelangi lalu

terkesima selembar syahdu

merisik angin halus

menggeletar jemari kaku

semusim lampau

ribuan sepekan

teguh berdiri lazuardi biru

garau kian memudar lesu

sebelum ia bertukar bisu

dalam episod senja pedih

berdoa para Malaikat

jua isi alam

moga barakah keabadian

-puisiwatan-