jodoh pertemuan
dalam dimensi revolusi
aku panggil kekasih
dalam demontrasi
kekasih , sebagai hadiah perkasihan
aku turutkan kata rosly dhoby
"saya tak gentar saya tak takut mati"
meraung tangsian zaaba
dalam temasya mandi sungai kling.
puisi meronta mengasak peluru
binatang tunggangan chairil
menggelupur beribu tahun
setiap bait tulisan batu
aku tinggalkan nota tsar
sebagai ulang tahun kebangkitan
supaya maharaja puyi tidak gementar
152 kantung watikah
wuchang punya belati tajam
intektual inggeris dalam kenang
bahasa selerak berguguran
gelora mencengkam
revolusi makin rapat
pulang pasti bocor darah
Thursday, September 29, 2011
kuasa runcing
merampas raksa murni
termengah warga desa
berkurun melimpahi kesopanan
tiba di rungkai kebijaksanaan
muka jernih indah tenang
lubuk sempit berkocak gelora.
searus gelombang batin
sesak ! menghuni mimpi mati
aneh, giri bisik darah
dan para pendukung
melempar keringat
ke hujung malam
mencari negeri tenggelam
pada satu sandaran silam
merampas raksa murni
termengah warga desa
berkurun melimpahi kesopanan
tiba di rungkai kebijaksanaan
muka jernih indah tenang
lubuk sempit berkocak gelora.
searus gelombang batin
sesak ! menghuni mimpi mati
aneh, giri bisik darah
dan para pendukung
melempar keringat
ke hujung malam
mencari negeri tenggelam
pada satu sandaran silam
puisi watan
Saturday, September 17, 2011
Wednesday, September 7, 2011
Thursday, September 1, 2011
lama waktu
kita terlena
memegang pendirian
dalam lipatan kenangan luka
lama waktu
kita terlena
dalam tangisan kering
bahasa punah
kebebasan awangan
elita kapitalis
memetik mimpi indah
kita kehancuran berdebu
lama waktu
kita terlena
kini terjaga
terbit jalur puluhan abad
berbaki gelombang gelora
kita terlena
memegang pendirian
dalam lipatan kenangan luka
lama waktu
kita terlena
dalam tangisan kering
bahasa punah
kebebasan awangan
elita kapitalis
memetik mimpi indah
kita kehancuran berdebu
lama waktu
kita terlena
kini terjaga
terbit jalur puluhan abad
berbaki gelombang gelora
Friday, August 19, 2011
sebuah kemerdekaan
kini hampir terpejam
kita sama-sama terluka
di negeri yang tandus
penuh mimpi kecundang
jalan -jalan mewangi
kanak - kanak berlari
kadangkala terpijak duri
muncul gedung-gedung,mulai
entah kemana bahasa hakiki
kepulanganmu di nanti
lazuardi yang bangkit biru
aku berlari memburu
menyelongkar roh yang kaku
kemerdekaan baru
bukan inspirasi baru
tapi serpihan sejarah dulu
-puisi watan -
kini hampir terpejam
kita sama-sama terluka
di negeri yang tandus
penuh mimpi kecundang
jalan -jalan mewangi
kanak - kanak berlari
kadangkala terpijak duri
muncul gedung-gedung,mulai
entah kemana bahasa hakiki
kepulanganmu di nanti
lazuardi yang bangkit biru
aku berlari memburu
menyelongkar roh yang kaku
kemerdekaan baru
bukan inspirasi baru
tapi serpihan sejarah dulu
-puisi watan -
Monday, August 8, 2011
selepas berangkat pulang, kelas sastera,
sambil meyisir rambut ,mengenang nasib 3 ribu kali,
kelas matematik aku tinggalkan.
penat.letih.subjek tiada kolam jiwa.
muka ke arah jendela.
aku bakarkan imiginasi,mencari inspirasi.
atas kanvas puisi ,berjuta lakaran seni.
baris demi baris ,di palu dari emosi.
menunduk diam.hilang kawan.di tuduh gila.
derita dalam syahdu bahasa.
puisi watan
sambil meyisir rambut ,mengenang nasib 3 ribu kali,
kelas matematik aku tinggalkan.
penat.letih.subjek tiada kolam jiwa.
muka ke arah jendela.
aku bakarkan imiginasi,mencari inspirasi.
atas kanvas puisi ,berjuta lakaran seni.
baris demi baris ,di palu dari emosi.
menunduk diam.hilang kawan.di tuduh gila.
derita dalam syahdu bahasa.
puisi watan
Friday, July 29, 2011
Saturday, July 9, 2011
Tuesday, July 5, 2011
ketika bintang pecah
gadis di ranjang pelangi
mengira butir bulan
tersipu di balik awan
gadis bertukar perempuan
bahagia perempuan adalah syahdu
terkadang jejaka menyusun jari
hancur perempuan adalah kebinasaan
terkadang jejaka keranda kasih
medan pembunuhan
selalu berbunyi
ligat tikaman
selalu meronta
kemurniaan
di puncak genggaman
-puisi watan-
gadis di ranjang pelangi
mengira butir bulan
tersipu di balik awan
gadis bertukar perempuan
bahagia perempuan adalah syahdu
terkadang jejaka menyusun jari
hancur perempuan adalah kebinasaan
terkadang jejaka keranda kasih
medan pembunuhan
selalu berbunyi
ligat tikaman
selalu meronta
kemurniaan
di puncak genggaman
-puisi watan-
Sunday, June 26, 2011
Wednesday, June 22, 2011
Thursday, June 16, 2011
Saturday, June 11, 2011
gadisku bekas senyuman
adik kakak birat budiman
warna noda roman
menulis mimpi memegunkan
rupawan
gadisku kenang semalam
bintik gincu pudar
debu talkum mengecai
merobek titis madu
merenjis darah mura
gadisku pahlawan baru
tarung bunuh wirawan
tanpa jejak nuansa cinta
aduh ! gadisku
sepi tanpa perkahwinan
si tua merintik air permata
adik kakak birat budiman
warna noda roman
menulis mimpi memegunkan
rupawan
gadisku kenang semalam
bintik gincu pudar
debu talkum mengecai
merobek titis madu
merenjis darah mura
gadisku pahlawan baru
tarung bunuh wirawan
tanpa jejak nuansa cinta
aduh ! gadisku
sepi tanpa perkahwinan
si tua merintik air permata
-puisi watan-
Thursday, June 9, 2011
Saturday, June 4, 2011
Tuesday, May 31, 2011
Sunday, May 15, 2011
melangkau detik gerun ini
rembulan di percik darah
malam sarat racun dendam
gadis meratap melolong sayup
bersepah mayat selindung nisan
satu malam pembunuhan
igauan tak henti kunjung
terjun menjunam setajam keris
retak tanah merobek kubur
tetakan demi tetakan gagah
meruntun empayar mimpi
- puisi watan-
rembulan di percik darah
malam sarat racun dendam
gadis meratap melolong sayup
bersepah mayat selindung nisan
satu malam pembunuhan
igauan tak henti kunjung
terjun menjunam setajam keris
retak tanah merobek kubur
tetakan demi tetakan gagah
meruntun empayar mimpi
- puisi watan-
Friday, April 29, 2011
Sunday, April 17, 2011
Monday, April 11, 2011
Thursday, March 24, 2011
Monday, March 14, 2011
Monday, February 28, 2011
kembali resah
tikaman berbekas
kerling pembuta
rengkah mata fikir
dalang insani
burung sebelah
kepak angin
kelewar usir awan
darah wajah
pangkal belati
kecamuk sediakala
pesisir kota emas
anak mata
wajar hidup
nafas kerapkali
terpenjara
suara lama
sempat damai
malam pugar
mimpi tara
langit sanggah
simpan gesa
mayat bayang
-puisiwatan-
tikaman berbekas
kerling pembuta
rengkah mata fikir
dalang insani
burung sebelah
kepak angin
kelewar usir awan
darah wajah
pangkal belati
kecamuk sediakala
pesisir kota emas
anak mata
wajar hidup
nafas kerapkali
terpenjara
suara lama
sempat damai
malam pugar
mimpi tara
langit sanggah
simpan gesa
mayat bayang
-puisiwatan-
Monday, January 31, 2011
sesuci kasih
remiak neoklasisme
remiak neoklasisme
lungkup siraut darah
kau tancap jerajak
mengawal picis liar
kau galas gelora
di bawah bintang luka
setengah gugur
terus mati
senyummu menggoda
ingin kau bunuh waras
ingin kau bunuh waras
mimpi tunasusila
kau perkosa tangsa
uak losong
bulan akrabi tanah
selepas taufan
gadis tersipu mati
baham terkinja
neraka semalam
kau rendahkan belati
menikam segoncang wira
relai jasad bertebaran
sepanjang sejarah
puisiwatan
Subscribe to:
Posts (Atom)