Friday, December 2, 2011

jodoh pertemuan
dalam dimensi revolusi
aku panggil kekasih
dalam demontrasi

kekasih , sebagai hadiah perkasihan

aku turutkan kata rosly dhoby
"saya tak gentar saya tak takut mati"
meraung tangsian zaaba
dalam temasya mandi sungai kling.

puisi meronta mengasak peluru

binatang tunggangan chairil
menggelupur beribu tahun
setiap bait tulisan batu

aku tinggalkan nota tsar

sebagai ulang tahun kebangkitan
supaya maharaja puyi tidak gementar
152 kantung watikah
wuchang punya belati tajam


intektual inggeris dalam kenang

bahasa selerak berguguran
gelora mencengkam
revolusi makin rapat
pulang pasti bocor darah

Thursday, September 29, 2011

kuasa runcing
merampas raksa murni
termengah warga desa
berkurun melimpahi kesopanan
tiba di rungkai kebijaksanaan
muka jernih indah tenang
lubuk sempit berkocak gelora.

searus gelombang batin
sesak ! menghuni mimpi mati
aneh, giri bisik darah
dan para pendukung
melempar keringat
ke hujung malam
mencari negeri tenggelam
pada satu sandaran silam

puisi watan

Saturday, September 17, 2011

sebutir masa
pecah menggeletar
tika kecundang
hancur kenang
wira senang
bertendang tanpa sayang

isteri mati mimpi
datang sepi bertubi
burung berkicau pagi
terus mencakar ratib bisu



- puisi watan -

Wednesday, September 7, 2011

seingat aku, kita menyimpul gagah
ingin mengenal antara dara dan janda

perempuan kita di pukau arah
lumur  muka kita bersama darah

puisi watan

Thursday, September 1, 2011

lama waktu
kita terlena
memegang pendirian
dalam lipatan kenangan luka

lama waktu
kita terlena
dalam tangisan kering
bahasa punah
kebebasan awangan
elita kapitalis
memetik mimpi indah
kita kehancuran berdebu

lama waktu
kita terlena
kini terjaga
terbit jalur puluhan abad
berbaki gelombang gelora

- puisi watan-

Friday, August 19, 2011

sebuah kemerdekaan
kini hampir terpejam
kita sama-sama terluka
di negeri yang tandus
penuh mimpi kecundang


jalan -jalan mewangi
kanak - kanak berlari
kadangkala terpijak duri
muncul gedung-gedung,mulai
entah kemana bahasa hakiki

kepulanganmu di nanti
lazuardi yang bangkit biru
aku berlari memburu
menyelongkar roh yang kaku


kemerdekaan baru
bukan inspirasi baru
tapi serpihan sejarah dulu


-puisi watan -

Monday, August 8, 2011

selepas berangkat pulang, kelas sastera,
sambil meyisir rambut ,mengenang nasib 3 ribu kali,
kelas matematik aku tinggalkan.
penat.letih.subjek tiada kolam jiwa.
muka ke arah jendela.
aku bakarkan imiginasi,mencari inspirasi.
atas kanvas puisi ,berjuta lakaran seni.
baris demi baris ,di palu dari emosi.
menunduk diam.hilang kawan.di tuduh gila.
derita dalam syahdu bahasa.

puisi watan

Friday, July 29, 2011

3 palang mimpi
denyut fantasi
selami diri
bara di sisi
lentur tekad
peribadi maknawi

berkibar debar
di garaj kubur
luka gamam
memesong malam


puisiwatan

Saturday, July 9, 2011

kota senja
di penuhi burung sugul
melentur mimpi kelam
merobek takah nafas
ringkai debunga darah
retak randai belati
cerau jiwa

kebebasan di hujung tetak
dari kubur mata terkebil

-puisi watan -

Tuesday, July 5, 2011

ketika bintang pecah
gadis di ranjang pelangi
mengira butir bulan
tersipu di balik awan

gadis bertukar perempuan
bahagia perempuan adalah syahdu
terkadang jejaka menyusun jari
hancur perempuan adalah kebinasaan
terkadang jejaka keranda kasih

medan pembunuhan
selalu berbunyi
ligat tikaman
selalu meronta
kemurniaan
di puncak genggaman


 -puisi watan-

Sunday, June 26, 2011

gulungan angin tersimpan arwah
merobek dermaga seneweng
orang perempuan di kelar cinta
tanggal tompok jingga
punah tanpa tinggalan bayang

bayu tajam memercik mayat
membersih ,tanpa sejalur mimpi
kutanam sunyi dalam kelam
tanpa gugup merobek penaksir

-puisi watan -

Wednesday, June 22, 2011

pertarungan mimpi
jalur kecundang
setitik lautan
kebangkitan ombak
pantai datar

igauan bertindih
sinar tajam
rusa tersasar jalan
berkali mengelilingi nisan

penguasa malam
ada , pembunuhan susila


- puisi watan -


Thursday, June 16, 2011

ketika kubuka mimpi
dari cerun pasir ringkai
tak kuduga hendaknya
ada luka mencecah gelodak

saudaraku ,
kenapa kau tikam ?
pemuda itu punya sekolah
kilauan sebesar permata


-puisi watan-

Saturday, June 11, 2011

gadisku bekas senyuman
adik kakak birat budiman
warna noda roman
menulis mimpi memegunkan
rupawan

gadisku kenang semalam
bintik gincu pudar
debu talkum mengecai
merobek titis madu
merenjis darah mura

gadisku pahlawan baru
tarung bunuh wirawan
tanpa jejak nuansa cinta

aduh ! gadisku
sepi tanpa perkahwinan
si tua merintik air permata



-puisi watan-

Thursday, June 9, 2011

menjulang setinggi lazuardi
membakar tasik pagi
mengikat mimpi sekeliling
urai awam bersimpuh

impian tak pernah selesai
racun menebar selukut rantau
ku bangunkan menara api
jerih tikaman pengujiaan


-puisi watan -

Saturday, June 4, 2011

daerah bahasa
kehancuran masa
kelu kata berkaca
penderhaka

hai anak muda !
pesta belum kutemui



-puisi watan-

Tuesday, May 31, 2011

renek kilauan
merangkak ke senja
ratib lamunan burung

belati runsing gelira
gembur jalan kurap
menikam warna senja







-puisi watan-

Sunday, May 15, 2011

melangkau detik gerun ini
rembulan di percik darah
malam sarat racun dendam
gadis meratap melolong sayup
bersepah mayat selindung nisan

satu malam pembunuhan
igauan tak henti kunjung
terjun menjunam setajam keris
retak tanah merobek kubur
tetakan demi tetakan gagah
meruntun empayar mimpi






- puisi watan-

Friday, April 29, 2011

kebangkitan
tunas gelora
retak bisa
selembar puisi
iktikad perjuangan
kata relasi
kerahan dendam
mulai memburu

syair Raja Ali Haji
meratah masyhur...





-puisi watan-

Sunday, April 17, 2011

kalbu halus korban jiwa
kumpar angin petang
dalam selimut lautan
taufan memecah gelora

gadis kecil bermata bundar
penuh di dada duri cinta
sepanjang jalan melihat luka
dalam lembah serpih wajah
alur tenang menyusur batin


-puisi watan-

Monday, April 11, 2011

jika bukan
aku sudah kalah
rebah dalam bait sejarah

jika bukan
aku sudah tewas
sungkur dalam dunia fana

jika bukan
aku sudah bongkak
dalam aksara kekosongan

jika kini
aku sedikit peluang
bersengketa dengan penyair pepura



-puisi watan-

Thursday, March 24, 2011

pulang.....
               luncur.......
                                pulang.....

tanpa permintaan
mengorak langkah
tanpa undangan
tampil muncul
kemestian
seribu ingatan
dalam ketenangan
dalam kebahagiaan
cantuman jalur
kancah pisah
merapat jurang
dunia fana
menuju baqa

Kematian
dan kematian
tancap di geriji kalbu...


-puisi watan-

Monday, March 14, 2011


khasiat samudera
mucul dalam ratib
kapan senja
tunas tulen
masih seiring
sinar dan kelam

rintihan watan
sejujur kalbu
lampau rebah
sisir jalan
mencari butir
kabus lara

lalu susuli
watikah ikhtiar
wajah tenang
mencurah
kasih juga budi
ambang pejam
di sinar cerlang

-puisiwatan -

Monday, February 28, 2011

kembali resah
tikaman berbekas
kerling pembuta
rengkah mata fikir
dalang insani

burung sebelah
kepak angin
kelewar usir awan
darah wajah
pangkal belati
kecamuk sediakala

pesisir kota emas
anak mata
wajar hidup
nafas kerapkali
terpenjara

suara lama
sempat damai
malam pugar
mimpi tara
langit sanggah
simpan gesa
mayat bayang


-puisiwatan-

Monday, January 31, 2011


sesuci kasih
remiak neoklasisme
lungkup siraut darah
kau tancap jerajak
mengawal picis liar

kau galas gelora
di bawah bintang luka
setengah gugur
terus mati

senyummu menggoda
ingin kau  bunuh waras
mimpi  tunasusila
kau perkosa tangsa
uak  losong
bulan akrabi tanah
selepas taufan
gadis tersipu mati
baham terkinja
neraka semalam

kau rendahkan  belati
menikam segoncang wira
relai jasad bertebaran
sepanjang sejarah

puisiwatan
 

Copyright 2010 Solider Sastera.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.