sebuah kemerdekaan
kini hampir terpejam
kita sama-sama terluka
di negeri yang tandus
penuh mimpi kecundang
jalan -jalan mewangi
kanak - kanak berlari
kadangkala terpijak duri
muncul gedung-gedung,mulai
entah kemana bahasa hakiki
kepulanganmu di nanti
lazuardi yang bangkit biru
aku berlari memburu
menyelongkar roh yang kaku
kemerdekaan baru
bukan inspirasi baru
tapi serpihan sejarah dulu
-puisi watan -
Friday, August 19, 2011
Monday, August 8, 2011
selepas berangkat pulang, kelas sastera,
sambil meyisir rambut ,mengenang nasib 3 ribu kali,
kelas matematik aku tinggalkan.
penat.letih.subjek tiada kolam jiwa.
muka ke arah jendela.
aku bakarkan imiginasi,mencari inspirasi.
atas kanvas puisi ,berjuta lakaran seni.
baris demi baris ,di palu dari emosi.
menunduk diam.hilang kawan.di tuduh gila.
derita dalam syahdu bahasa.
puisi watan
sambil meyisir rambut ,mengenang nasib 3 ribu kali,
kelas matematik aku tinggalkan.
penat.letih.subjek tiada kolam jiwa.
muka ke arah jendela.
aku bakarkan imiginasi,mencari inspirasi.
atas kanvas puisi ,berjuta lakaran seni.
baris demi baris ,di palu dari emosi.
menunduk diam.hilang kawan.di tuduh gila.
derita dalam syahdu bahasa.
puisi watan
Subscribe to:
Posts (Atom)